Saturday, December 31, 2011

Menyambut Tahun Baru 2012

Hari Anda Adalah Hari Ini
Jika datang pagi maka janganlah menunggu tibanya sore. Pada hari Ini Anda hidup, bukan di hari kemarin yang telah berlalu dengan segala Kebaikan dan kejelekannya, dan bukan pula hari esok yang belum tentu datang. Hari ini dengan mataharinya yang menyinari Anda, adalah hari Anda. Umur Anda hanya sehari. Karena itu anggaplah rentang kehidupan Anda adalah hari Ini saja, seakan-akan Anda dilahirkan pada hari ini dan akan mati hari ini juga. Saat itulah Anda hidup, jangan tersangkut dengan gumpalan masa lalu dengan segala keresahan dan kesusahannya, dan jangan pula terikat dengan ketidakpastian-ketidakpastian di masa yang penuh dengan hal-hal yang menakutkan serta gelombang yang sangat mengerikan. Hanya untuk hari sajalah seharusnya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Pada hari ini Anda harus mempersembahkan kualitas shalat yang khusyu', bacaan Al-Quran yang sarat tadabbur, dzikir yang sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian pada jiwa dan raga, serta bersikap sosial terhadap sesama.
Hanya untuk hari ini saja, saat mana Anda hidup. Oleh karena itu, Anda Harus benar-benar membagi setiap jamnya. Anggaplah setiap menitnya sebagai hitungan tahun, dan setiap detiknya sebagai hitungan bulan, saat-saat dimana Anda bisa menanam kebaikan dan mempersembahkan sesuatu yang indah. Beristighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan nanti, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan. Terimalah rezeki yang Anda dapatkan hari ini dengan penuh keridhaan: Istri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan posisi Anda. “Maka berpegang teguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan  hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS Al-A'raf: 144)

Jalanilah hidup Anda hari ini dengan tanpa kesedihan dan guncangan jiwa, tanpa rasa tidak menerima dan keirian, dan tanpa kedengkian. Satu hal yang harus Anda lakukan adalah menuliskan pada dinding hati  Anda suatu kalimat (yang juga harus Anda tuliskan dia atas meja Anda): "Harimu adalah hari ini". Jika Anda makan nasi hangat hari ini, maka apakah nasi yang Anda makan kemarin atau nasi besok hari yang belum jadi akan berdampak negatif terhadap diri Anda? Jika Anda bisa minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin? Atau, mengapa malah mengharapkan air yang hambar dan panas yang akan datang esok hari? Jika Anda jujur terhadap diri Anda sendiri maka dengan kemauan keras, Anda akan bisa menundukkan jiwa Anda pada teori ini : "Saya tidak akan pernah hidup kecuali hari ini." Oleh karena itu, manfaatkanlah hari ini, setiap detiknya, untuk membangun kepribadian, untuk mengembangkan semua potensi yang ada, dan untuk membersihkan amalan Anda.
Katakanlah: "Hari ini saya akan mengatakan yang baik-baik saja. Saya tidak akan pernah mengucapkan kata-kata kotor dan menjijikkan, tidak akan pernah mencela dan mengghibah. Hari ini saya akan menertibkan rumah dan kantor, agar tidak semrawut dan berantakan, agar rapi dan teratur. Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan memperhatikan kebersihan dan penampilan diri. Juga, gaya hidup, keseimbangan cara berjalan, bertutur dan tindak tanduk."
Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, melakukan shalat sesempurna mungkin, melakukan shalat-shalat nafilah sebagai bekal untuk diri sendiri, bergelut dengan Al-Qur'an, mengkaji buku-buku yang ada, mencatat hal-hal yang perlu, dan menelaah buku yang bermanfaat. Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan menanam nilai-nilai keutamaan di dalam hati ini dan mencabut pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri: takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.
Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kebaikan kepada mereka: menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang kebingungan, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang dalam kesulitan, membantu yang dizhalimi, membantu yang lemah, mengasihi yang menderita, menghormati seorang yang alim, menyayangi anak kecil, dan menghormati yang sepuh. Karena saya hidup untuk hari ini saja maka saya akan hidup untuk mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah bersama mataharimu. Aku tidak akan menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku tercenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, yang masih berada dalam keghaiban, aku tidak akan pernah bergelut dengan mimpi-mimpi dan tidak akan pernah menjual diri untuk ilusi. Aku tidak memburu sesuatu yang belum tentu ada karena esok hari tidak berarti apa-apa, esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak pantas dikenang."
"Hari Anda adalah hari ini", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan", kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Cinta tidak pernah meminta

Cinta tidak pernah meminta
Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi. Cinta membawa penderitaan tetapi tidak pernah mendendam dan tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan.

Cinta sejati adalah, ketika orang yang kita cintai mencintai orang lain dan kita masih mampu tersenyum serta berkata ....'aku turut bahagia untukmu'.

Cinta tidak mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta tidak mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Hanya tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, ia akan tumbuh sebagai pendusta, penipu dan lain lainnya hal yang tercela. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, di sana ia akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, dan budi pekerti yang tinggi serta perangai lainnya yg terpuji.

Tuhan menciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 di simpan di sisi-Nya, dan hanya satu bahagian yang diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bagian itulah, mahluk yang di ciptakannya saling berkasih sayang.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya. Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan atas dasar siapa dia sebelumnya. Kisah silam tak perlu diungkit lagi kiranya kamu mencintainya setulus hati.

Cinta dan kasih sayang adalah jawaban yg dapat menyembuhkan segala penyakit, dan jalan yang menuju ke pada rasa cinta dan kasih sayang hanyalah melalui kema'afan.

Cinta umpama bunga di taman yang sedang mekar, hiasilah, jagalah tamanmu untuk kelihatan cantik dan ceria dan seandainya kamu tidak merawatnya, layulah bunga di taman dan rusaklah cinta itu.

Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan pernah menuntut untuk dicintai, tetapi mulailah dengan memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balesan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak merindu dan cemburu.

Cinta sebenarnya tidak buta, cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang membuatnya buta ialah, bila cinta itu menguasai dirimu tanpa pertimbangan.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta, karena ia tidak mengerti perjalanan hati naluri.
Kejarlah cita-citamu sebelum cinta, apabila tercapai cita-citamu dengan sendirinya cinta pun akan hadir.

Cinta pertama adalah kenangan, cinta kedua pelajaran dan cinta seterusnya adalah keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Maka dari itu hargailah cinta yg di anugrahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan mewangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir, masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kita tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kita sampai kita melupakan kegagalan dan kekecewaan kita.

Cinta yang agung antara hamba dan Tuhannya, cinta suci antara bunda dan anaknya, ada cinta yang tiada bandingnya antara persaudaraan.
Cinta dikatakan hampir tidak memilih usia, ia juga tidak mengira warna bangsa. Tidak ada miskin-kaya dalam catatan kamus cinta, cinta sesuatu yang luar biasa dalam cakrawala hidup setiap jiwa.

Setiap orang punya rasa cinta, tapi tak setiap orang dapat merasainya. Setiap orang pernah bercinta tapi tak setiap orang mampu mengecap bahagianya cinta.

Ketika sebuah cinta mengungkapkan suatu kejujuran, dia tidak akan berbohong. Tidak akan ada sebuah konspirasi untuk mendahulukan sebuah nafsu untuk memiliki, tidak akan ada sebuah harapan untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan tetapi hanya akan mendambakan untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk memberikan sesuatu yang lebih berharga.

Manusia tidak jatuh kedalam cinta dan tidak juga keluar cinta, tetapi manusia tumbuh dan besar di dalam cinta.

Cinta karunia Ilahi mengapa mesti di benci? yang harus di benci dan di hindari ialah kepalsuan, bukan cinta!!

Wednesday, December 28, 2011

Antara Mata dan Hati

Antara Mata dan Hati

Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Ketika seseorang memiliki niat untuk melakukan sesuatu yang muncul dari dalam hati, maka dia memerlukan mata sebagai penuntunnya. Untuk melihat, mengamati, dan kemudian otak ikut bekerja untuk mengambil keputusan.

Bila seseorang memiliki niat untuk melakukan amal yang baik, maka mata menuntunnya kearah yang baik pula. Dan bila seseorang berniat melakukan suatu perbuatan yang tidak baik, maka mata akan menuntunnya kearah yang tidak baik pula.

Sebaliknya bisa pula terjadi, ketika mata melihat sesuatu yang menarik, lalu melahirkan niatan untuk memperoleh kenikmatan dari hal yang dilihatnya, maka hati akan mendorong mata untuk menjelajah lebih jauh lagi, agar dia memperoleh kepuasan dalam memandangnya. Sehingga Allah SWT memberikan kepada kita semua rambu-rambu yang sangat antisipatif, yaitu perintah untuk menundukkan pandangan: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS. An Nuur: 30-31)

Demikianlah hal yang terjadi, sehingga ketika manusia terpuruk dalam kesesatan, maka terjadilah dialog antara mata dan hati, seperti yang dituturkan oleh seorang ulama besar Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam bukunya "Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu".

Hati berkata kepada Mata

Kaulah yang telah menyeretku kepada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman itu, kau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak sehat, kau salahi firman Allah, "Hendaklah mereka menahan pandangannya", kau salahi sabda Rasulullah Saw, "Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, yang akan didapati kelezatannya di dalam hatinya". (H.R. Ahmad)

Sanggahan Mata terhadap Hati

Kau zhalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan penuntun yang menunjukkan jalan kepadamu. Engkau adalah raja yang ditaati. Sedangkan kami hanyalah rakyat dan pengikut. Untuk memenuhi kebutuhanmu, kau naikkan aku ke atas kuda yang binal, disertai ancaman dan peringatan. Jika kau suruh aku untuk menutup pintuku dan menjulurkan hijabku, dengan senang hati akan kuturuti perintah itu. Jika engkau memaksakan diri untuk menggembala di kebun yang dipagari dan engkau mengirimku untuk berburu di tempat yang dipasangi jebakan, tentu engkau akan menjadi tawanan yang sebelumnya engkau adalah seorang pemimpin, engkau menjadi buidak yang sebelumnya engkau adalah tuan. Yang demikian itu karena pemimpin manusia dan hakim yang paling adil, Rasulullah Saw, telah membuat keputusan bagiku atas dirimu, dengan bersabda: "Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati." (H.R. Bukhori Muslim dan lainnya).

Abu Hurairah Ra. Berkata, "Hati adalah raja dan seluruh anggota tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. Jika raja buruk, buruk pula pasukannya". Jika engkau dianugerahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa rusaknya para pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan mereka adalah karena kebaikanmu. Jika engkau rusak, rusak pula para pengikutmu. Lalu engkau lemparkan kesalahanmu kepada mata yang tak berdaya. Sumber bencana yang menimpamu adalah karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak menyukai dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, ‘asma dan sifat-sifat-Nya. Engkau beralih kepada yang lain dan berpaling dari-Nya. Engkau berganti mencintai selain-Nya.

Demikianlah, mata dan hati, sepasang sekutu yang sangat serasi. Bila mata digunakan dengan baik, dan hati dikendalikan dengan keimanan kepada Allah SWT, maka kerusakan dan kemungkaran dimuka bumi ini tak akan terjadi. Namun bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka kerusakan dan bala bencanalah yang senantiasa menyapa kita.

Robb, bimbinglah kami, agar kami mampu mengendalikan hati kami dengan keimanan kepada-Mu, mengutamakan cinta kepada-Mu, dan tidak pernah berpaling dari-Mu.

Allaahumma ‘aafinii fii badanii, Allaahumma ‘aafiniifii sam’ii, Allaahumma ‘aafinii fii bashorii. Aamiin.

Ya Allah, sehatkanlah badanku, sehatkanlah pendengaranku, sehatkanlah penglihatanku. 

10 Hal yang harus kita ketahui tentang "MASALAH"

10 Hal yang harus kita ketahui tentang "MASALAH" :
1.        Masalah bukanlah masalah jika tidak dipermasalahkan.
2.      Masalah bukanlah masalah, tapi tergantung bagaimana cara kita memandangnya dimana akar masalah yang sebenarnya.
3.      Masalah ada bukan untuk melemahkan kita tapi justru utk mendewasakan dan menguatkan kita.
4.     Masalah itu seperti api yang memanaskan emas, semakin panas apinya semakin murni emasnya.
5.      Masalah adalah salah satu bukti bahwa kita hidup, karena hanya orang yang sudah mati yang tidak punya masalah.
6.      Masalah adalah jalan utama menuju kebijaksanaan, karena kebijaksanaan tidak akan mudah terbukti tanpa ada masalah.
7.      Masalah merupakan jalan tercepat menuju kesuksesan.
8.      Masalah merupakan guru terbaik yang pernah ada dalam kehidupan.
9.      Masalah itu ibarat sebuah pertandingan, kita harus memenangkannya sebelum mendapatkan hadiahnya.
10.   Masalah adalah alat yang diijinkan Tuhan utk menguji iman kita.

Sepuluh Ciri Orang yang Berfikir Positif

Sepuluh Ciri Orang yang Berfikir Positif
Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.
1. Melihat masalah sebagai tantangan
        Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
        Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
        Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
     'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
       Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu        
        Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
        Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan ? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
        Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
        Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
10. Peduli pada citra diri
        Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.


How do you believe to Your God

Beberapa waktu yang lalu saya terkaget ketika salah seorang kawan saya mengatakan bahwa dia masih meragukan keberadaan Sang Pencipta, apakah Ia ada ataukah tidak. Kemudian saya mencoba untuk berdiskusi lebih dalam bersamanya. Lambat laun akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata kawan saya ini sebenarnya percaya kepada Sang Pencipta. Namun kepercayaannya kepada Sang Pencipta itu ada hanyalah karena dirinya ada. Dia percaya kepada Sang Pencipta sebatas karena dia tahu Sang Pencipta itu ada.
     Selanjutnya saya coba bediskusi lagi. Dan akhirnya saya dapatkan pula bahwasanya yang menyebabkan dia tidak percaya karena selama ini ketika dia berdoa kepada Sang Pencipta dia sering bertanya kenapa dia tidak pernah mendapatkan apa yang dia minta. Dia merasa Tuhan tidaklah adil. Diskusi kami semakin memanas. Namun karena semakin alot dan tidak mampu mencerahkan dirinya akhirnya kami memutuskan menghentikan diskusi dengan tidak memberikan hasil dan perubahan berarti bagi kawan saya ini. Saya sedih sekali karena tidak berhasil meluruskan kawan saya ini. Namun setelah saya renungi kembali pada malam harinya,barulah saya sadari. Bahwa memang besarnya nilai kepercayaan kita kepada Sang Penciptalah yang menentukan apakah doa kita dikabulkan atau tidak. Jika boleh diklasifikasi, maka besarnya kepercayaan kita kepada Sang
Pencipta bisa ditulis sebagai berikut:

1) Knowing (sekedar Tahu)
             Dalam kondisi ini seseorang percaya Sang Pencipta itu ada. Namun rasa percayanya dia hanya sekedar percaya bahwa Sang Pencipta itu ada Maha Pemberi Rizki. Dia percaya bahwa kalau Sang Pencipta itu tidak ada maka dirinya tidak ada di dunia. Mungkin inilah yang dirasakan oleh kawan saya.

           Biasanya orang yang percaya kepada Sang Pencipta dalam state seperti ini akan menganggap agama dan Sang Pencipta sebagai simbolitas semata. Mereka percaya Sang Pencipta itu ada tapi mereka tidak mau beribadah kepadaNya. Mereka tahu neraka itu ada dan surga juga ada. Namun rasa tahu itu hanya ada di alam fikiran saja bukan di hati.
Mereka tahu hanya sebagaimana mereka tahu kalau bulan itu ada di luar angkasa. Mereka memandang rasa percaya mereka kepada Tuhan seperti pengetahuan semata, Enough not more

2) Values (Norma)
           Saya mengklasifikasikan orang-orang yang percaya dalam tataran Norma adalah mereka yang percaya kepada Sang Pencipta dan tahu ke-Maha-an Sang Pencipta bukan hanya di akhirat namun juga di dunia. MEreka beribadah karena orang-orang sekitarnya beribadah. Mereka melihat kepercayaan kepada Sang Pencipta tergantung dengan kondisi yang ada pada masyarakat tersebut. Rasa percaya dia kepada Sang Pencipta tergantung dengan kondisi lingkungannya. Bukan dari dalam jiwa. walaupun terkadang hatinya mulai tersentuh dengan nilai-nilai Rabbaniah.

3) MindSet (cara berfikir)
           Mereka yang sudah bercaya kepada tahapan Mindset adalah kebanyakan dari diri kita. Kita percaya Sang Pencipta itu ada bukan saja karena kita ada atau karena hukum sebab-akibat. Namun jauh dari itu. Kita juga merasakan keberadaan Sang Pencipta di hati-hati kita. Kita merasakan adanya kedamaian di hati kita ketika kita beribadah kepadaNya. Rasa ini ada karena keberadaan Sang Pencipta telah melekat erat di hati dan Cara Berfikir kita. Akan terasa ada yang hilang di hati kita jika kita meninggalkannya. Ada perasaan malu jika lupa beribadah kepadaNya.

          Kita menjauhi yang haram karena kita tahu resikonya bukan saja di akhirat namun juga di dunia. Akan ada ketakutan diri kita jika kita mulai menyimpang dari ajaranNya.Dan memang sebagian besar dari kita adalah seperti ini adanya

4) Trust (Keyakinan)
          Mungkin tak banyak dari kita yang bisa sampai tingkatan ini. Mereka yang sampai tingkat keyakinan, maka mereka tak pernah resah lagi akan dunia. Mereka percaya bahwa Sang Pencipta pemilik semuanya yang ada. Ia beribadah bukan saja karena takut kepadaNya. Namun lebih dari itu. mereka beribadah sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya. Banyaknya harta yang dimiliki orang-orang seperti ini tidaklah membuat tamak. kekurangan harta yang dimiliki tidaklah membuat menjadi dengki. Mereka menyadari bahwa sang Penciptalah yang Maha Memiliki segalanya.Mereka menjadikan dunia di tangan mereka bukan di hati mereka

Saudaraku,
melalui perenungan ini barulah kini saya menyadari. Mengapa orang-
orang yang percaya kepada Sang Pencipta sampai tahapan Trust seperti Abu Bakar yang menginfakkan seluruh hartanya untuk agamanya mereka tak pernah sedih dan tak pernah risau. Mereka semakin percaya kepada Allah karena mereka yakin ketika mereka semakin percaya maka Allah dengan mudahnya memberikan pertolongan kepada mereka.

          Lalu apakah pantas diri kita yang mungkin baru saja percaya kepada Sang Pencipta kita sebatas Values atau bahkan sebatas Knowing dimana masih ada keraguan kita kepadaNya lalu kita marah-marah kepada Sang Pencipta karena ia tidak memberikan apa yang kita minta. Bagaimana Sang Pencipta akan memberikan apa yang kita minta jikau kita saja tidak percaya dan masih ragu kepadanya.
Dan kini saya semakin meyakini bahwasanya: Semakin kita percaya kepada Sang Pencipta maka akan Semakin cepat pula dikabulkan segala bentuk Doa kita

         Semoga tulisan ini bermanfaat dan menyadarkan kita siapakah diri kita sebenarnya. Akhirul kalammohon maaf jika ada khilaf. Kritik dan saran bisa disampaikan langsung di email di bawah ini. Salam penuh senyumahn dari saya. Iwan ketan.
(di kutip dari sebuah kisah..)

Sebuah Rebungan tentang SUKSES

Sebuah Rebungan tentang SUKSES
Sukses itu sederhana,
Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata Kiyosaki/Tung Desem Waringin/The Secret,
Sukses itu tidak perlu dikejar,
SUKSES adalah ANDA!
Karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itu adalah sukses pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Anda kedua...

Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Anda keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang matikelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Anda yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari,
Namun Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film Click! yang dibintangi Adam Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal...

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya....

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller
dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.. .

Sukses tidak melulu soal harta,rumah mewah,mobil sport,jam Rolex,pensiun muda,menjadi pengusaha,punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump,&resort mewah di Karibia...

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda, pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya,
setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati, Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit,

Sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan,keadaan, dan
kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur.


Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang
Uang hanyalah alat tukar,
Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun.
Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda,
Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh....
Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu Anda...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike.
Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa....

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar,
sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja
oh...ternyata. ..

Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas
Namun Anda masih mengejar fatamorgana tsb, ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat istri/kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada orang - orang yang anda cintai: orang tua, istri, anak, sahabat2 Anda.

Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi, mungkin nanti malam
,

LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Anda, entah itu bermain bola, memancing, menonton bioskop, minum kopi, makan makanan favorit Anda,berkebun, bermain catur, atau berkaraoke.. . .

Enjoy Ur Life, LIFE is so SHORT my friends....


Tuesday, December 27, 2011

Future (not future)

KETIKA FUTUR DATANG..
(What) Apa itu futur?
         Futur adalah masa depan. Eh, itu mah future, ya? Hehe. Maksud saya, futur itu ialah mengendurnya sendi-sendi hati yang menyebabkan penurunan stamina ruhiyah yang dapat membuat pelakunya jauh dari kebaikan dan anjlok produktivitas amal sholeh dan ibadahnya. Entah benar atau tidak, saya mengartikannya kurang lebih demikian.
       Bagaimana pun, kefuturan adalah wabah mematikan yang telah banyak ‘mematikan’ para aktivis dakwah. Ia bagaikan virus yang bisa masuk kepada manusia kapan dan di mana saja. Tak hanya itu, wabah ini cukup sulit dibasmi secara total lantaran kerap menular dengan cepat dari satu orang ke orang yang lain. Penyebarannya pun tidak dapat diprediksi dengan mudah. Mengingat ini penyakit tak kasat mata, maka jelas secara fisik tak akan ditemukan tanda-tanda signifikan pada tubuh penderitanya. Akan tetapi gejala perubahan sikap cukup terlihat sangat jelas, yaitu:
  1. Menyepelekan sesuatu.
  2. Malas, terkesan mengada-adakan alasan untuk menghindari amanah.
  3. Tidak ikhlas, banyak keluhan dan meratap diri paling malang di dunia ini.
  4. Su’udzon (buruk sangka) terhadap saudara-saudaranya.
  5. Produktivitas dakwah dan ibadahnya jadi kendur.
  6. Berbuat maksiat secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Sebetulnya gejala lainnya cukup banyak dan variatif, tergantung bagaimana karakteristik pengidap kefuturan ini.

(Who) Siapa yang kena futur?
            Paham futurisme ini menyebar seperti flash disk yang dicolok ke komputer penuh virus. Cepat tersebar dan tak kenal pandang bulu. Dalam rumus sotoyologi, setiap orang berpotensi atau memiliki bakat untuk futur. Mulai dari orang yang baru ngaji, hingga ustadz yang jam terbang dakwahnya udah tinggi. Semua bisa futur. Nah loh… ngeri gak tuh?
             Siapa lagi yang menjadi dalang atas semua ini kalau bukan syaitonirojim (setan yang terkutuk)? Merekalah yang begitu semangat menyebarkan kefuturan ini demi tujuan jangka panjang mereka, yakni mengajak manusia sebanyak-banyaknya sebagai kawannya di Neraka. Mereka senantiasa mempengaruhi manusia agar menjadi lemah dan kotor hatinya.

(Why) Kenapa sih orang bisa futur?
           Kenapa orang-orang bisa futur? Tentu karena manusiawi, sebagai bukti kelemahan dan kekurangan diri.Dari hasil penelitian panjang, yang mana menelaah paham futurisme ini dengan teori Interaksi Simbolik milik Herbert Blumer dan melalui pendekatan fenomenologis, saya mengerucutkan beberapa penyebab kenapa seseorang bisa futur.
1) Kecewa
  • Kecewa pada saudara-saudaranya. Ada kenangan yang membuatnya sakit hati atau tidak sependapat, sehingga itu membuatnya merasa tidak dihargai dan menjadi takut untuk kembali menunjukkan eksistensi dirinya pada jalan kebaikan sebagai wujud protesnya.
  • Kecewa terhadap golongan. Fanatisme golongan terlalu tinggi dan melihatnya terlalu sempurna, sehingga ketika golongan melakukan kesalahan sedikit saja (misal: ilfill ketemu aktivis yang aneh, kebijakkan yang gak bisa diterima, gak pernah diperhatikan, dll) hatinya menjadi hancur dan melakukan generalisasi, menganggap semua sama. Walhasil ia menjauh dari saudara-saudara seperjuangannya itu.
  • Kecewa pada dakwah. Macam-macam juga penyebabnya, misal mendapat kegagalan saat mengemban tugas dakwah, sehingga menjadi catatan buruk yang kemudian membuat langkahnya terhenti lantaran kecewa pada dirinya sendiri. Atau boleh jadi terus memberi perhatian tapi tak pernah diperhatikan, memang sungguh menyakitkan. Bagaimanapun, berbakti tapi tidak pernah dapat apresiasi, lama-lama bikin lelah hati.
  • Kecewa terhadap tarbiyah (pendidikan). Pada dasarnya murobbi(guru) hanyalah manusia biasa. Ia bisa salah dan alpa. Dan ketika kesalahan dan keburukkan itu terbaca mutarobbinya (muridnya), alhasil membuat kecewa lantaran hatinya tersakiti oleh murobbinya sendiri.
2) Jenuh
Jenuh karena kerja dakwahnya atau amalnya monoton, kaku, formal, dan itu-itu aja. Kejenuhan akan membuat pelakunya kehilangan keikhlasan dan membuat kinerjanya sia-sia semata. Ia banyak mengeluh, merasa paling berat kerjanya, merasa dikorbankan, dan membosankan. Maka dari itu improvisasi itu penting adanya.
“Pada dasarnya, seseorang yang merasa jenuh dan tidak merasa hidup adalah orang-orang yang tak menghargai apa yang ia lakukan dan apa yang melingkari hidupnya,” ujar seseorang yang bernama Oliver.

3) Tidak tahu
Ada dua kemungkinan, dia ammah atau belum kaffah dalam kepemahaman, sehingga membuatnya merasa futur itu biasa. Apalagi upaya menjaga keimanan itu minim, makin miris deh jadinya. Kalau udah kaya gitu, perlu lebih dilakukan pendekatan personal, baik segi tarbiyah maupun dakwah.

(When) Kapan futur itu hadir?
Kapan aja boleh. Yang pasti saat tidak adanya penjagaan keimanan baik internal maupun eksternal secara berkesinambungan.
Kalau boleh mengibaratkan, futur itu seperti air, sementara iman adalah bendungannya. Sebagaimana yang kita tahu, iman itu bisa naik dan turun. Kefuturan akan merembes dan tumpah ke dalam diri manakala iman sedang lemah. Intensitas futur berbanding lurus dengan intensitas keimanan. Untuk itu, perlu adanya penjagaan secara berkesinambungan dari dalam dan luar diri agar keimanan tetap kokoh dan solid.
  • Penjagaan Internal
Penjagaan ini berasal dari diri sendiri dengan motivasi yang kuat tentunya. Bahasa langitnya penjagaan internal adalah tarbiyah dzatiyah. Ada pun yang dapat dilakukan diri sendiri seperti baca al-Qur’an, dzikir, sholat tahajud, puasa sunnah, mengisi waktu dengan amal-amal sholeh, belajar, dan lain sebagainya.
  • Penjagaan Eksternal
Penjagaan ini berasal dari luar diri. Penjagaan ini lebih mengacu pada upaya diri untuk memilih lingkungan yang kondusif. Boleh juga dibilang berkumpul dengan orang-orang (yang berusaha) sholeh, ngaji, dan berjibaku dengan amal-amal dakwah jam’iyah. Bagaimanapun, lingkungan berperan aktif dalam progres keimanan seseorang. Dengan memilih lingkungan yang kondusif, insyaAllah akan ada proses saling mengingatkan, menguatkan, dan mendoakan satu sama lain untuk mengajak kepada Allah SWT.

(Where) Di mana futur itu muncul?
Di mana aja boleh. Seperti yang telah disinggung, virus futurisme ini dapat menyerang kapan dan di mana aja… Di mana aja… Di mana aja… Di mana aja… Di mana aja… Udah, capek.

(How) Bagaimana kita menanggulanginya?
Setelah merenung, menimbang, menakar, meratap, memasak, akhirnya pertanyaan itu muncul. Pertanyaan terkait solusi, bagaimana? Bagaimana solusinya? Apa yang mesti dilakukan untuk menanggulanginya?
Orang bijak mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Saya sepakat dengan hal ini. Cagaimana cara mencegahnya? Tentu dengan menjaga keimanan seperti yang telah disinggung sebelumnya. Lalu, bagaimana kalau sudah terlanjur futur? Nah, ini dia masalahnya.
  • Bagaimana jika kita yang kena futur?
Sarantazkiatun nafs (membersihkan hati)ikhlas, sabar, husnudzon, perbaharui komitmen, lakukan improvisasi, hibur diri, perkuat ukhuwah, minta nasihat, dan sebagainya.
  • Bagaimana jika orang lain kena futur?
Saran: sabar, terus doakan, lakukan pendekatan personal, husnudzon, ramah, jangan diambil pusing tapi tetap diperhatikan, tawakal, dan sebagainya.

KESIMPULAN
Istiqomah memang tidak mudah, tapi masa kita mau nyerah?

Wallahu'alam bisshawwaabb...

Cintailah ia dalam Diam

Cintailah ia dalam Diam

*Cintailah ia dalam diam, dari kejauhan, dengan kesederhanaan dan keikhlasan…
Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba…mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya…

*Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allah maka ia pun berhilir hanya kepada Allah..
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz-Dzariyat:49)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelakidan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS. An-Nuur: 32)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. ” (QS. Ar-Ruum:21)

*Tapi jika memang kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah… berdo’alah… berpuasalah…
” Wahai kaum pemuda,siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk menikah,berpuasalah,karena sesungguhnya puasa tersebut sebagaipenahannya ” (Hadist)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ” (QS. Al-Israa’ :32)

*Cukup cintai ia dalam diam…
bukan karena membenci hadirnya…tapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia…tapi meraih surga-Nya bukan karena lemah untuk menghadapinya…tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..

*Cukup cintai ia dari kejauhan…
karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari cobaan karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan karena hadirmu mungkin saja ‘kan membawa kenelangsaan hati-hati yang terjaga…

*Cukup cintai ia dengan kesederhanaan…
memupuknya hanya akan menambah penderitaan menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaan mengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan…

*Maka cintailah ia dengan keikhlasan 
Karena tentu kisah fatimah dan ali bin abi thalib diingini oleh hati…tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi…?
“…boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ” (QS. Al-Baqarah:216)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS.An-Nuur:26)

*Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan…
karena tiada yang tahu rencana Tuhan…mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan…serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya…

“Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.)

Sebelum Engkau Halal Bagi Ku


Bila Allah tak memberimu seseorang yg engkau impikan,semoga Allah menghadirkan seseorang yg memimpikanmu.

Bila Allah tak memberimu seseorang yg engkau rindukan,semoga Allah menghadirkan seseorang yg merindukanmu.

Bila Allah tak memberimu seseorang yg engkau dambakan,semoga Allah memberimu seseorang yg mendambakanmu.

Bila Allah tak menyatukanmu dengan seseorang yg engkau cintai,semoga Allah menghadirkan seseorang yg mencintaimu

yang bukan menerimamu karena apa yg ada padamu,tapi apa adanya dirimu..

Allah akan selalu memberikan yg terbaik buat kita.Istikharahkan cintamu pada-Nya. Karena jodohmu takkan jauh sifat pribadinya sepertimu.